Kamis, 28 Maret 2019

CONTOH MAKALAH IPA ZAT ADITIF


TUGAS PROYEK
ILMU PENGETAHUAN ALAM
“ZAT ADITIF”


Disusun oleh :
                 Nama         : Izza Nur Maulidya
                 Kelas         : VIII-J
                 No. Absen : 17


UPTD PENDIDIKAN
 SMP NEGERI 1 PUWOSARI
KABUPATEN PASURUAN
JL. RAYA PUNTIR NO.128 PURWOSARI-PASURUAN


KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT. karena atas berkah dan kemurahanNya saya bisa menyusun hingga selesai tugas proyek Ilmu Pengetahuan Alam ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan yang  gelap menuju jalan yang terang. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing Ilmu PengetahuanAlam saya, yaitu Bapak Budi Santoso yang telah mengajar saya dengan sepenuh hati sehingga saya bisa memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini.
Tugas proyek ini disusun sebagai salah satu tugas  BAB  ZAT ADITIF  serta sebagai salah satu bahan penilaian. Maka dari itu saya berharap agar bapak/ibu  guru dapat memaklumi kesalahan yang terdapat dalam tugas ini, karena saya sebagai penyusun sendiri masih memiliki banyak kekurangan.
Sekian Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Purwosari, 10 November 2018
                                                                                      Penyusun











DAFTAR ISI



 

Cover …………………………………………………………………………………….





Kata pengantar…………………………………………………………………………... 
Daftar isi …………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
A.   Latar belakang ………………………………………………….……………......….    
B.   Tujuan …………………………………………………………….……………........    
C.   Rumusan masalah ……………………………………………………….….........….    
D.   Manfaat ……………………………………………………………………............,..
BAB 2 PEMBAHASAN
A.   Pengertian zat aditif …………………………………………………………........….    
B.   Macam-macam zat aditif ………………………………………………….…..……..
C.   Dampak penggunaan zat aditif pada makanan ………………………….……..…….
D.   Upaya mengurangi dampak negatif penggunaan zat aditif ……………….……..…..
BAB 3 PENUTUP
A.   Kesimpulan …………………………………………………………………………..
B.   Saran …………………………………………………………………………………
C.   Pelajaran yang dipetik ……………………………………………………………….
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..………...

BAB 1 PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Mengingat pentingnya penjelasan tentang zat aditif yang banyak ditemukan dalam permasalahan di kehidupn sehari-hari yang menyangkut kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan penyelesaian secara sungguh-sungguh atas permasalahan-permasalahan telah ditunjukkan secara tegas, maka tugas proyek ini menjadi sangat penting.

B.   Tujuan

1.     Dapat mengetahui penjelasan tentang zat aditif
2.     Dapat mengetahui macam-macam zat aditif
3.     Dapat mengetahui dampak penggunaan  zat aditif pada makanan
4.     Dapat mengetahui upaya mengurangi dampak negatif penggunaan zat aditif

C.   Rumusan Masalah

1.     Penjelasan tentang zat aditif
2.     Penjelasan macam-macam zat aditif
3.     Penjelasan dampak penggunaan zat aditif pada makanan
4.     Penjelasan upaya mengurangi dampak negatif penggunaan zat aditif

D.   Manfaat

Dengan dibuatnya tugas proyek Ilmu Pengetahuan Alam ini, saya lebih mudah untuk memahami materi tentang zat aditif.


BAB 2 PEMBAHASAN


A.   Pengertian Zat Aditif
Pada dasarnya, baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan atau dicampurkan saat pengolahan makanan dilakukan untuk meningkatkan kualitas makanan. Disini, zat aditif makanan sudah termasuk pewarna, penguat rasa, pengawet, pemanis, antioksidan, pengatur keasaman, zat gizi, pemutih, pengental, dan anti gumpal.
Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak cepat  busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk bersifat pro-aktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya.
Secara umum, zat aditif makanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(a)    Aditif Sengaja
Aditif sengaja adalah aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasahan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.

   (b)   Aditif Tidak Sengaja
Aditif tidak sengaja adalah aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil       sebagai akibat dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin,             asam  sitrat, dan lain-lain. Dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa             dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat metabolismenya seperti               karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu        lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya, yaitu sering             terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan               kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan                manusia.
Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu :

             1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam,           daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, asam, dan lain-lain.

              2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )
   Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh       dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif              terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis di          antaranya, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih        berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan    zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia          yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.                   Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
   a) Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
   b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.
   c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
   d) Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.
   e) Memberikan rasa sedap pada makanan.
   f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.

Perbedaan Antara Zat Aditif Alami Dan Zat Aditif Buatan
Zat Aditif Alami

Zat Aditif Buatan
Berasal dari bahan alami
Berasal dari senyawa kimia
Harganya mahal
Harganya lebih murah
Konsentrasi sulit diatur
Konsentrasi dapat diatur
Warnanya kurang stabil (mudah rusak)
Warnanya lebih stabil
Tidak membahayakan
Pada dosis yang tidak sesuai dapat membahayakan kesehatan

      Beberapa Contoh Zat Aditif
      Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut                  adalah  beberapa contoh zat aditif :

Pemanfaatan Zat Aditif
Zat aditif
Contoh
Keterangan
Pewarna
Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat(coklat), wortel (orange)

Pewarna alami

Pewarna
Sunsetyellow FCF(orange), aemoisine (merah), Brilliant Blue CF (biru), Tartrazine (kuning), dll

Pewarna sintetis
Pengawet
Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Nitrat, Asam Sorbat, Formalin
Terlalu banyak mengonsu- msi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit
Penyedap
Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar

Penyedap alami
Penyedap
Mono-natriumglutamat/vetsin (bajinomoto/sasa),asamcuka, benzaldehida, amil asetat, dll


Penyedap sintesis
Antioksidan
Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluene (BHT), tokoferol

Mencegah ketengikan
Pemutih
Hydrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit
-
Pemanis bukan gula

Sakarin, dulsin, siklamat
Baik dikonsumsi penderita diabetes, khusus siklamat bersifat karsinogen
Pengatur keasaman
Aluminium ammonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat
Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan
Anti gumpal
Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida
Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk


        B.   Macam-macam Zat Aditif
Beberapa jenis zat aditif yang sering kita temukan dalam produk - produk makanan, yaitu :

             1.     Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat memberikan warna pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik dalam penyajiannya.  Kecenderungan manusia menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan.
Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
   
              a.     Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh-tumbuhan atau dapat didapatkan dari alam. Pewarna alami cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi. Zat pewarna alami lebih aman digunakan bila dibandingkan dengan pewarna sintetis. Penggunaan pewarna alami relatif terbatas, karena adanya beberapa kekurangan sebagai berikut.
1)    Terkesan memberikan rasa khas yang tidak diinginkan, misalnya kunyit.
2)    Konsentrasi pigmen rendah, sehingga memerlukan bahan baku relatif banyak.
3)    Stabilitas pigmen rendah (umumnya hanya stabil pada tingkat keasaman/pH tertentu).
4)    Keseragaman warna kurang baik.
Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut.

      Pemanfaatan Zat Pewarna Alami
Nama Pewarna Alami

Jenis Bahan Makanan
Beta-karoten (kuning)

Keju dan kacang kapri (kalengan)
Klorofil (hijau)

Jeli
Karamel (cokelat hitam)

Jem dan jamur (kalengan)
Anato (oranye)

Es krim dan margarine


              b.     Pewarna Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Pewarna ini berupa bahan-bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut.

       Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik

Jenis Bahan Makanan
Eritrosin (merah)
Es krim dan jelly
Kuning FCF (kuning)
Es krim
Hijau FCF (hijau)
Jem dan jamur (kalengan)
Cokelat HT (cokelat)
Minuman ringan
Biru Berlian (biru)
Es krim dan kapri (kalengan)


Beberapa perbedaan antara jenis pewarna alami dengan zat pewarna buatan yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut.

      Perbedaan Zat Pewarna Alami Dan Zat Pewarna Sintetik
Zat Pewarna Alami
Zat Pewarna Sintetik
Warna yang dihasilkan lebih pudar dan tidak homogen
Warna yang dihasilkan lebih cerah dan lebih homogen
Variasi warnanya sedikit
Variasi warnanya banyak
Harganya lebih mahal
Harganya lebih murah
Ketersediaan terbatas
Ketersediaan tidak terbatas
Kurang stabil
Lebih stabil
Lebih aman dikonsumsi
Terkadang memberikan efek negatif
Terkadang memberi rasa dan aroma yang agak mengganggu
Terkadang tidak memberikan rasa dan aroma yang mengganggu

              2.     Penyedap Rasa
Pemberian penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alami dan sintetik.
              a.     Penyedap Alami
Bahan penyedap dari bahan alami selalu terdapat di setiap makanan. Jenis bahan penyedap ini banyak sekali. Biasanya bahan-bahan ini dicampurkan bersama-sama sebagai bumbu makanan, yaitu sebagai berikut.
1)    Daun salam, memberi rasa sedap pada makanan.
2)    Jahe, memberi aroma harum dan rasa pedas khas jahe.
3)    Cabai, memberi rasa sedap dan pedas pada setiap masakan.
4)    Bawang, pemberi rasa sedap alami yang paling banyak digunakan.
5)    Merica, memberi aroma segar dan rasa pedas yang khas.
6)    Terasi, zat cita rasa alami yang dihasilkan dari bubuk ikan dan udang kecil yang dibumbui sedemikian rupa sehingga memberi rasa sedap yang khas.
7)    Daun pandan, memberi rasa dan aroma sedap serta wangi pada makanan.
8)    Kayu manis, selain memberi rasa manis dan mengawetkan juga memberi aroma harum khas kayu manis.


               b.     Penyedap Sintetik
Zat penyedap sintetik dibedakan menjadi dua, yaitu zat penyedap aroma dan zat penyedap rasa. Adapun zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.
          Berdasarkan joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) tahun 1987, MSG dimasukkan ke dalam kategori Acceptable Daily Intake (ADI) not specified, artinya MSG dapat digunakan secukupnya yang dapat diatur sesuai dengan cara produksi pangan yang baik. Jumlah bahan makanan tambahan ini dikonversikan per kg berat badan yang juga dikonsumsi setiap hari seumur hidup tidak akan memberi risiko bagi kesehatan. Meskipun demikian , MSG tidak diperkenankan untuk dikonsumsi kepada bayi berumur kurang dari 12 minggu (3 bulan).
          Bagi orang yang alergi atau tidak tahan MSG, maka makanan yang dikonsumsi mengandung MSG dapat menyebabkan penyakit “Restoran Cina” (chinese Restaurant Syndrome). Gejala penyakit ini adalah 20-30 menit setelah makan makanan yang dibubuhi MSG yang berlebihan, maka akan timbul rasa mual, haus, pegal-pegal pada tengkuk, sakit dada, dan sesak napas. Akibat lainnya adalah penyakit kanker.
          Zat penyedap aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami.
        
      Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik

Nama Penyedap Sintetik
Rasa dan Bau yang Dihasilkan

Isoamil valerat
Apel
Isoamil asetat
Pisang
Isobutil propionat
Rum
Butil butirat
Nanas
Oktil asetat
jeruk

               3.     Pengawet
Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Beberapa cara pengawetan adalah sebagai berikut.
1)    Pengalengan (canning)
Bahan makanan dipanaskan, kemudian dikemas rapat dalam kaleng dalam kondisi steril. Kondisi steril berarti bebas mikroorganisme. Pengemasan tidak memungkinkan mikroorganisme untuk masuk dan berkembang.
2)    Pengeringan
Dilakukan dengan menjemur atau memanaskan. Peneringan berarti menghilangkan air. Tanpa air yang cukup, mikroorganisme tidak dapat hidup dan berkembang.
3)    Pembekuan/pendinginan
Pembekuan menyebabkan air membeku, sehingga mikroorganisme tidak dapat menggunakannya untuk hidup dan berkembang. Pendinginan juga memperlambat metabolisme mikroorganisme pembusuk.
4)    Iradiasi (penyinaran)
Sinau ultraviolet atau sinar gama (dari zat radioaktif tertentu) dapat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan makanan tanpa merusak bahan makanan tersebut.
5)    Bahan pengawet
Bahan pengawet ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk membunuh atau mencegah perkembangbiakan mikroorganisme, sehingga makanan dan minuman menjadi lebih tahan lama.

             a.     Zat Pengawet Alami
    Zat pengawet alami adalah zat pengawet yang berasal dari alam. Contoh pengawet alami sebagai berikut.

Pengawet Alami Dan Fungsinya
Nama Zat Pengawet Alami
Fungsi Lainnya
Gula merah
Pemanis dan pengawet
Kulit kayu manis
Pengawet, pemanis, dan pemberi aroma
Cengkih
Pengawet dan penambah aroma
Garam
Pengawet
Kunyit
Pengawet dan pewarna
Gula tebu
Pemanis dan pengawet


              b.     Zat Pengawet Sintetik
Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintetik dari bahan-bahan kimia. Contoh pengawet sintetik sebagai berikut.

Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Bahan Pengawet
Penggunaan
Asam benzoat, natrium benzoat, dan kalium benzoat
Makanan dan minuman ringan, kecap, dan saus
Asam askorbat
Daging olahan, kaldu, dan buah dalam kaleng
Natrium nitrat
Daging olahan
Asam propionat
Roti dan keju olahan
Butil hidroksianisol (BHA)
Menghambat oksidasi pada lemak dan minyak
Butil hidrositoluen (BHT)
Menghambat oksidasi pada lemak dan minyak
Natrium nitrit
Daging awetan dan kornet kalengan

               4.     Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan.

              a.     Pemanis Alami
Pemanis alami adalah bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani.contoh pemanis alami sebagai berikut.

       Pemanis Alami Dan Fungsinya
Nama Pemanis Alami

Fungsi Lainnya
Gula tebu
Pemanis dan pengawet
Gula merah
Pemanis
Madu
Pemanis dan obat
Kulit kayu manis
Pemanis dan pengawet


                b.     Pemanis Sintetik
Pemanis sintetik adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Pemanis buatan juga larut dalam air. Beberapa pemanis buatan yang banyak beredar dipasaran beserta pemanfaatannya, sebagai berikut.

Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Nama Pemanis Sintetik
Pemanfaatan
Sakarin
Permen dan es krim
Siklamat
Permen dan minuman ringan
Aspartam
Beberapa minuman cepat saji
Sorbitol
Kismis, selai, roti, dan jelly
Asesulfam K
Permen dan beberapa minuman tertentu

Perbedaan Pemanis Alami Dan Buatan
Pemanis Alami
Pemanis Buatan
Pada suhu tinggi bisa terurai
Cukup stabil bila dipanaskan
Memiliki kalori tinggi
Memiliki kalori rendah
Berasa manis normal
Berasa manis sampai puluhan kali bahkan ratusan kali rasa manis gula
Harganya cenderung lebih tinggi
Harganya sangat terjangkau
Lebih aman dikonsumsi
Beberapa dapat berpotensi karsinogen (penyebab kanker)


               5.     Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan anti oksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakan dalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan butil hidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan pada pengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butil hidroksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan. Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul lain.  Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas, sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan seperti tiol atau asam askorbat (vitamin C) mengakhiri reaksi berantai ini.
Untuk menjaga keseimbangan tingkat oksidasi, tumbuhan dan hewan memiliki suatu sistem yang kompleks dari tumpangsuh antioksidan, seperti glutation dan enzim (misalnya: katalase dan superoksida dismutase) yang diproduksi secara internal atau dapat diperoleh dari asupan vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.
Antioksidan secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik. Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan karotenoid.
Antioksidan banyak digunakan dalam suplemen makanan dan telah diteliti untuk pencegahan penyakit seperti kanker atau penyakit jantung koroner. Meskipun studi awal menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat meningkatkan kesehatan, pengujian lanjutan yang lebih besar termasuk beta-karoten, vitamin A, dan vitamin E secara tunggal atau dalam kombinasi yang berbeda menunjukkan bahwa suplementasi tidak berpengaruh pada tingkat kematian. Uji klinis acak konsumsi antioksidan termasuk beta karoten, vitamin E, vitamin C dan selenium menunjukkan tidak ada pengaruh pada risiko kanker atau mengalami peningkatan risiko kanker. Suplementasi dengan selenium atau vitamin E tidak mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Dengan contoh-contoh ini, stres oksidatif dapat dianggap sebagai penyebab atau konsekuensi dari beberapa penyakit, merangsang pengembangan obat senyawa antioksidan potensial untuk mengobati penyakit.
Antioksidan memiliki banyak kegunaan industri, seperti pengawet dalam makanan dan kosmetik serta untuk mencegah degradasi karet dan bensin.
 
                6.     Pengental
Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Pengental makanan lebih dikenal dengan sebutan 2mulsifier. Pengental makanan dan juga termasuk salah satu dari berbagai macam zat aditif. Zat aditif adalah bahan yangditambahkan atau dicampurkan terhadap makanan untuk menciptakan citarasa atau mutuyang lebih baik. Bahan tambahan makanan ini biasanya ditambahkan pada makanan yangmengandung air dan minyak. Pengentalan merupakan proses untuk menghilangkansebagian air pada produk pangan cair. Pengental makanan &uga merupakan bahan tambahan pangan yang aman menurut 1enkes no.51enkes 5 Per5I6577. Untuk proses pengentalan bahan pangan cair dapatdigunakan hidrokoloid, gumi dan bahan polimer sintetis. Bahan Pengental ini seperti karagenan, agar, pectin, gum arab, 1.


              7.     Pengemulsi
Zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif. Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil.
Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam karbosilat. Molekul sabun tersusun atas ekor alkil yang non-polar (akan mengelilingi molekul minyak) dan kepala karboksilat yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat). Pada industri makanan, telur dikenal sebagai pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada. Di dalam telur (banyak pada kuning telur dan sedikit pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan suatu emulsifier. Contoh bahan yang dibuat dengan cara ini adalah mentega, margarin, dan sebagian besar kue.


8.     Bahan Pengatur Keasaman
Pengatur keasaman, atau Agen pengendali pH, adalah aditif       makanan ditambahkan untuk mengubah atau mempertahankan Ph (keasaman atau kebasaan). Zat tersebut dapat berupa asam organik atau mineral, basa, agen penetralisir, atau agen penyangga. Bahan-bahan yang umum digunakan meliputi asam-asam berikut dan garam natriumnya: asam sorbat, asam asetat, asam benzoat, dan asam propionat. Pengatur keasaman ditandai oleh nomor E yang dimilikinya, seperti E260 (asam asetat), atau sekadar terdaftar sebagai "asam makanan".
Pengatur keasaman berbeda dengan zat pengasam, yang ditambahkan untuk memberikan rasa masam. Zat pengasam tidak dimaksudkan untuk menstabilkan makanan, meskipun hal tersebut dapat bermanfaat.

9.     Antikempal
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/MENKES/PER/ IX/88, anti kempal dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).

Fungsi Anti Kempal adalah senyawa anhidrat yang dapat mengikat air tanpa menjadi basah dan biasanya ditambahkan ke dalam bahan pangan yang bersifat bubuk atau partikulat seperti garam meja, campuran kering(dry mixes), dan lain-lain.  Penambahan senyawa anti kempal bertujuan  untuk mencegah terjadinya penggumpalan dan menjaga agar bahan tersebut tetap dapat dituang (free flowing).

Senyawa anti kempal biasanya merupakan garam-garam anhidrat yang bersifat cepat terhidrasi dengan mengikat air, atau senyawa-senyawa yang dapat mengikat air melalui pengikatan di permukaan (surface adhesion) tanpa menjadi basah dan menggumpal. Senyawa-senyawa tersebut biasanya adalah senyawa yang secara alami berbentuk hampir kristal (near crystalline). Senyawa anti kempal dapat digolongkan menjadi :
   a. Garam (aluminium, amonium, kalsium, potassium, dan sodium).
   b.Kalsium posfat.
   c. Magnesium oksida.
   d.Garam (magnesium, kaslium, dan campuran kalsium aluminium) dari asam silikat.
Senyawa golongan 1, 2, dan 3 membuat hidrat, sedangkan senyawa 4 dan 5 menyerap air. Senyawa anti kempal biasanya dapat dimetabolisme atau tidak toksik pada tingkat penggunaan yang diizinkan. Kalsium silikat banyak digunakan untuk menghindari penggumpalan baking powder dan mempunyai kemampuan untuk mengikat air 2,5 kali dari beratnya. Selain mengikat air, kalsium silikat juga dapat mengikat minyak dan senyawa-senyawa nonpolar lainnya.

Sifat inilah yang membuat kalsium silikat banyak digunakan di dalam campuran-campuran yang mengandung bumbu, terutama yang kandungan minyak atsirinya tinggi. Kalsium stearat sering digunakan sebagai processing aid dalam pembuatan permen keras (hard candy). Senyawa anti kempal yang relatif baru dikembangkan adalah bubuk selulose berkristal mikro (microcrystalline cellulose powder). Senyawa inibanyak dipakai untuk produk keju parut agar tidak membentuk gumpalan

Bahan-bahan makanan yang tergolong bahan anti kempal di antaranya:
a.                 Aluminium Silicate (Aluminium silikat)
b.                 Calcium Aluminium Silicate (Kalsium aluminium silikat)
c.                  Calcium Silicate (Kalsium silikat)
d.                 Magnesium Carbonate (Magnesium karbonat)
e.                  Magnesium Oxide (Magnesium oksida)
f.                   Magnesium Silicate Magnesium silikat
g.                 Sodium Alumino Silicate (Natrium alumino silikat)
h.                 Myristic Acid, Palmitic Acid and Stearic Acid (Miristat, palmitat dan    stearat)
i.                   Silicon Dioxide amorpus (Silikon Dioksida Amorf)
j.                   Cacium Phospate, Tribasic (Trikalsium fosfat)
k.                 Magnesium Phospate, Tribasic (Trimagnesium fosfat)

10.                        Pengembang
Bahan pengembang kue adalah segala jenis zat yang digunakan dalam adonan atau adonan encer yang melembutkan dan menggembangkan adonan dengan mencampurkan udara ke adonan ,Alternatif pengembang adalah dengan udara yang dimasukkan oleh alat mekanis seperti pengocok. agen pengembang dapat berupa zat kimia sintetis atau terdiri dari agen biologis. Gas yang sering dihasilkan adalah karbon dioksida, tetapi gas lain seperti hidrogen juga terkadang digunakan. Ketika adonan tercampur, protein tepung dengan air dalam adonan dan membentuk sebuah matriks (sering didukung lebih lanjut oleh protein seperti gluten atau polysaccharida seperti pentosa atau gom xantan),maka gelatinisasi dan "menyusun" lubang-lubang yang ditinggalkan oleh gas gelembung yang tetap.
Pengembang kimia adalah suatu campuran atau senyawa yang melepaskan gas ketika mereka bereaksi dengan satu sama lain, dengan air, maupun dengan panas. Biasanya berupa kombinasi asam (biasanya asam organik ringan) dan suatu garam dari bikarbonat (HCO3−). Setelah mereka bereaksi, senyawa meninggalkan garam kimia. Pengembang kimia yang digunakan dalam Roti cepat dan kue, serta kue-kue dan berbagai aplikasi lain di mana berbagai fermentasi biologis adalah tidak praktikal atau tidak diinginkan.
Pengembang kiami dipublikasikan oleh Amelia Simmons di American Cookery, pada tahun 1796, dimana ia menjelaskan kegunaan pearl ash sebagai pengembang.
Sejak keahlian kimia diperlukan untuk menciptakan pengembang kimia tanpa menghasilkan rasa dari bahan bahan kimia yang terlibat, seperti zat yang sering dicampur ke dalam kombinasi pra ukur untuk hasil maksimal. Ini biasanya disebut sebagai bakpuder. Asam susu dan carbonat digunakan pada 1800-an. Terobosan dalam pengembang kimia terjadi pada tahun 1930-an dengan perkenalan dari monokalsium fosphat (Ca(H2PO4)2). pengembang lainnya yang dikembangkan termasuk natrium aluminium sulfat (NaAl(SO4)2·12H2O), disodium pirofosphat (Na2H2P2O7), dan natrium aluminium phosphates (NaH14Al3(PO4)8·4H2O dan Na3H15Al2(PO4)8). Senyawa menggabungkan dengan natrium bikarbonat untuk memberikan karbon dioksida dalam cara mudah ditebak.

11.                        Bahan Pemucat (Pemutih)
Pemutih dan adalah bahan yang dapat  mempercepat  proses pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu hasil pemanggangan, misalnya dalam pembuatan  roti,  kraker,  biskuit,  dan kue.
Tepung terigu yang baru berwarna kekuningan dan bersifat kurang elastic. Bila dijadikan adonan roti, tidak dapat mengembang dengan baik. Untuk memperoleh terigu dengan mutu baik, terigu dibiarkan selama lebih kurang enam minggu. Selama masa pemeraman tersebut, bahan-bahan yang menyebabkan sifat lekat dan juga pigmen karotenoid akan teroksidasi sehingga diperoleh tepung terigu yang berwarna putih dengan daya kembang yang baik.
Tentu saja proses pemeraman ini sangat praktis. Untuk mempercepat proses tersebut biasanya ditambahkan zat pemucat. Zat pemucat ini bersifat oksidator. Ikatan rangkap dalam karotenoid, yaitu xantofil, akan dioksidasi. Degradasi pigmen karotenoid akan menghasilkan senyawa yang tak berwarna.
Selain itu bahan pemucat ini mengoksidasi gugus sulfhidril dalam gluten menjadi ikatan disulfida. Dengan adanya ikatan S-S ini terbentuk polimer protein yang panjang, lurus, dan membentuk lapisan-lapisan tipis yang saling melekat. Lapisan-lapisan tersebut dapat menahan gelembung udara, karena itulah roti akan mengembang. 
Disamping zat pemucat yang berfungsi sebagai pemucat saja (misalnya benzoil peroksida (C6H5CO)2), ada juga yang berfungsi meningkatkan daya mengembang terigu (KBrO3, Ca(IO3)2, dan CaO2), dan ada yang berfungsi gabungan keduanya (gas Cl2, ClO2, NOCl, dan gas nitrogen oksida yang  segera aktif begitu berhubungan dengan terigu).
Penggunaan bahan pemucat yang bersifat oksidator ini harus diperhatikan jumlahnya. Pemakaian berlebihan akan menghasilkan adonan roti yang pecah-pecah dan butirannya tidak merata, berwarna keabu-abuan, dan volumenya menyusut.

     C.   Dampak Penggunaan Zat Aditif  Pada Makanan
Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat-zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif.

     1.     Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif
Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan untuk memberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok, kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdilan). Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus (kencing manis) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis buatan) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinya kerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.

      2.     Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalam kemasan kaleng dapat bertahan berbulan-bulan,  bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.

a)     Formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru-paru, penyakit jantung, dan merusak sistem saraf.
b)    Boraks yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
c)     Natamysin yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
d)    Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
e)     Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
f)      Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya serangan asma.
g)     Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
h)    Kalsium dan Natrium propionate adalah zat pengawet yang apabila digunakan melebihi angka batas maksimum dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
i)       Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
j)       CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati, ginjal dan meningkatkan kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.
k)    Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna makanan dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
l)       Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan kromosom
m)  Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
n)    Carmoisine (merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
o)    Quinoline Yellow adalah zat pewarna makanan yang dapat mengakibatkan hypertrophy, hyperplasian dan carcinomas kelenjar tiroid.
p)    Siklamat yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker (karsinogenik).
q)    Sakarin yang juga digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan infeksi dan kanker kandung kemih
r)      Aspartan yang juga digunakan sebagai pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan saraf dan tumor otak.
s)     Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai  bahan penyedap dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidak mampuan belajar, dan depresi.

    D.   Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut.
      a)     Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.
      b)    Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya.
     c)     Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.
      d)    Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
      e)     Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
      f)      Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.
    g)     Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang akan dikonsumsi.
     h)    Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
     i)       Amati komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi bahan pada kemasan.
     j)       Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di Departemen Kesehatan atau belum. 


BAB 3 PENUTUP

        A.   Kesimpulan

Penggunaan zat aditif memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan tubuh manusia, terutama zat aditif sintetik. Hampir sebagian besar zat aditif sintetik dapat menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, kerusakan ginjal, kerusakan system syaraf, dan lain-lain apabila penggunaan zat tersebut tidak sesuai dengan takarannya.
Berbeda dengan bahan makanan yang alami. Bahan makanan yang alami adalah kebalikan dari bahan makanan yang mengandung zat sintetik atau buatan, yaitu bahan makanan yang alami lebih bermanfaat untuk keehatan tubuh dan tidak berbahaya jika dikonsumsi.

        B.   Saran

Dalam penyusunan makalah ini saya sebagai penulis tahu bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kritik maupun saran yang bermanfaat sangat saya harapkan demi kepentingan kemajuan makalah ini.

       C.   Pelajaran Yang Dipetik

Setelah kita mengetahui kelebihan dan kekurangan zat aditif, sekiranya kita dapat memilih-milih jenis makanan apa yang baik untuk dikonsumsi. 

  
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA

www.scribd.com
www. shvoong.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN KEGIATAN PIB (Program Intensif Belajar) DALAM BAHASA JAWA

                   LAPORAN KEGIYATAN PIB Program Intensif Belajar (PIB), yaiku program sekolah kanggo kelas 9 kang duweni tujuan ning...